Pengertian, Jenis-Jenis Tembang Bali Tradisional
Pengertian Tembang Bali
Tembang Tradisional Bali adalah Tembang yang biasa disebut lagu dalam Bahasa Indonesia karena merupakan syair/sajak yang mempunyai Ima Nadara. Tembang macapat adalah Salah satu tembang yang paling populer di masyarakat bali. Tembang dikenal sebagai lagu tradisional Bali dan Jawa yang irama dan ritmenya menggunakan laras perog dan slendro. Tembang di daerah bali sering di sebut dengan sekar.
Jenis-Jenis Tembang Bali Tradisional
Sekar rare
Sekar Rare (gegendingan) dikenal beda dari tembang-tembang lainya karena sekar rare tidak memiliki alunan. Sekar rare memiliki sifat polos dengan penggunaan bahasa Bali yang lumrah. Sekar rare menjadi tembang yang paling tua sampai saat ini tidak memiliki aturan yang pasti. Sekar rare dimainkan sesuai dengan suara gong. Dalam penggunaan laras sekar rare lebih banyak menggunakan laras pelog. Sekar rare dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu;
Gending Rare
Umumnya gending rare dipakai bermain oleh anak-anak. Gending rare ini menggambarkan perasaan senang. contoh; Guak Maling Taluh, Meong-Meong, Juru Pencar, Ongkek-ongke, Uncung-Uncung Semanggi.
Gending Janger
Gending Jenger biasanya dinyanyikan pada tarian janger dan kecak oleh penarinya. Gending jenger ini menggunakan basa Bali kapara yang memiliki arti rasa senang. Sekarang, Gending jenger ini juga digunakan dalam tarian genjek. Contoh gending ini; Embok Nyoman dan Don Dapdap.
Gending Sanghyang
Gending Sanghyang dinyanyikan penari Sang Hyang saat menari. Tujuan dari gending sangyang adalah mengundang agar dewa yang dipuja datang dan merasuki penari Sang Hyang. Salah satu contoh adalah Gending Sang Hyang Dedari
2. Sekar Alit
Sekar alit dikenal juga dengan sebutan pupuh atau macapat. Pupuh atau macapat mengikuti atauran padalingsa, guru wilangan dan guru dingdong. Pengertian jelasnya Guru dingdong adalah huruf vokal yang terdapat pada akhir suku kata tiap-tiap baris dalam satu bait. Untuk lebih jelas padalingsa tiap pupuh dapat dijelaskan pada masing-masing pupuh. Wangun atau bagian tembang yang termasuk Sekar alit. Untuk pupuh sendiri di Bali ada sekitar 14 pupuh, yaitu:
- Pupuh Adri
- Pupuh Dangdang
- Pupuh Demung
- Pupuh Durma
- Pupuh Gambuh
- Pupuh Ginada
- Pupuh Ginanti
- Pupuh Maskumambang
- Pupuh Megatruh
- Pupuh Mijil
- Pupuh Pangkur
- Pupuh Pucung
- Pupuh Sinom
- Pupuh Semarandana
3. Sekar Madia
Sekar madya atau sekar madia, juga dikenal dengan kidung, kidung adalah kumpulan tembang yang menggunakan bahasa Jawa Kuno, Jawa Tengah dan Bali Alus, khususnya bahasa yang digunakan dalam lontar-lontar panji atau malat. Sekar Madya tidak terlalu terikat oleh aturan seperti padalingsa dan guru lagu, hanya di sini menggunakan semacam Pengawit atau pembuka, Pengawak atau bagian tengah, Pemawak atau bagian pendek, dan Penawa atau bagian panjang. Yang termasuk dalam Sekar Madya adalah Kidung atau Kakidungan, kidung yang sering dinyanyikan dalam upacara keagamaan pada puncak upacara sakral. Beberapa tembang yang dikenal di Bali antara lain:Kidung Tantri
- Kidung Alis-alis Ijo
- Kidung Wargasari
- Kidung Kawitan Wargasari
- Kidung Aji Kembang
- Kidung Kaki Tua
- Kidung Sidapaksa
- Demung
- Malat
- Puh Jerum
4. Sekar Agung
Kakawin adalah Tembang yang tergolong ke dalam Sekar Agung, yang dimana kekawin merupakan puisi bali klasik yang terdapat dalam sastra Jawa kuno, dilihat dari syairnya kekawin juga banyak diambil dari bahasa Sanskerta yang disesuaikan. Terdapat beberapa uger-uger atau aturan dalam Kekawin tersebut antara lain: Guru, laghu, wretta, dan matra.
Posting Komentar untuk "Pengertian, Jenis-Jenis Tembang Bali Tradisional"