Hal yang Harus Dilakukan Selama Perayaan Galungan dan Kuningan

Penjor pada Perayaan Galungan dan Kuningan

Galungan dan Kuningan adalah dua hari raya besar dalam kalender Hindu Bali yang penuh dengan makna spiritual dan tradisi budaya. Selama perayaan ini, umat Hindu Bali melakukan serangkaian ritual yang penting untuk menghormati leluhur dan merayakan kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma). Bagi masyarakat Bali maupun wisatawan yang ingin ikut merasakan pengalaman ini, berikut adalah hal-hal penting yang harus dilakukan selama perayaan Galungan dan Kuningan:

1. Mempersiapkan dan Memasang Penjor

Penjor adalah tiang bambu yang dihias dengan janur, buah, padi, dan dedaunan, sebagai simbol kemakmuran dan rasa syukur kepada dewa-dewa. Penjor dipasang sehari sebelum Galungan, dikenal sebagai Penampahan Galungan. Setiap rumah akan memasang penjor di depan gerbang, menciptakan suasana yang indah di seluruh Bali. Bagi masyarakat Hindu Bali, ini adalah simbol persembahan kepada alam dan Tuhan.

2. Melakukan Sembahyang di Pura dan Rumah

Pada hari Galungan, umat Hindu akan mengunjungi pura keluarga dan pura desa untuk melakukan sembahyang. Mereka membawa canang dan banten (persembahan yang berisi makanan, bunga, dan dupa) untuk dipersembahkan kepada para leluhur dan dewa. Setelah itu, mereka akan melakukan sembahyang di merajan atau altar keluarga di rumah masing-masing. Kegiatan ini adalah cara untuk memohon berkat dan keselamatan dari para leluhur serta mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

3. Menyiapkan Persembahan (Canang dan Banten)

Persembahan adalah bagian penting dari setiap upacara di Bali. Untuk Galungan, umat Hindu mempersiapkan persembahan berupa canang sari (sesaji kecil dari bunga, daun, dan dupa) serta banten yang lebih besar. Persembahan ini diletakkan di pura, rumah, dan berbagai tempat suci lainnya sebagai tanda penghormatan kepada para leluhur yang diyakini turun ke bumi selama perayaan Galungan.

4. Melaksanakan Upacara Penampahan

Sehari sebelum Galungan, yaitu pada Penampahan Galungan, umat Hindu Bali melaksanakan ritual memotong babi atau ayam untuk diolah menjadi lawar dan babi guling. Ritual ini dilakukan sebagai simbol memotong sifat-sifat buruk dan kegelapan dalam diri. Lawar, hidangan tradisional Bali, disiapkan dengan bahan daging, sayuran, kelapa, dan bumbu khas Bali, dan disajikan untuk keluarga serta sebagai persembahan di pura.

5. Menghormati Para Leluhur

Galungan adalah waktu yang diyakini umat Hindu Bali sebagai saat ketika roh-roh leluhur turun ke bumi. Umat Hindu menghormati leluhur mereka dengan persembahan, sembahyang, dan menjaga altar keluarga tetap rapi serta dihiasi. Pada hari Kuningan, 10 hari setelah Galungan, roh-roh leluhur dipercaya kembali ke surga, dan persembahan tambahan disiapkan untuk mengucapkan selamat tinggal. Persembahan khas pada hari Kuningan termasuk tamiang (hiasan bulat yang melambangkan perlindungan) dan endongan (tas berisi makanan untuk perjalanan leluhur kembali ke alamnya).

6. Ikut dalam Kegiatan Sosial dan Budaya

Selain kegiatan keagamaan, perayaan Galungan dan Kuningan juga diisi dengan acara-acara sosial dan budaya. Banyak desa mengadakan wayang kulit (pertunjukan boneka bayangan), tari barong, serta upacara adat lainnya yang bisa dinikmati oleh masyarakat maupun wisatawan. Ini adalah kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang budaya dan tradisi Bali.

7. Melakukan Refleksi dan Meditasi

Galungan dan Kuningan tidak hanya tentang ritual lahiriah, tetapi juga merupakan waktu untuk introspeksi. Umat Hindu Bali dianjurkan untuk bermeditasi dan merenungkan keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan dalam diri mereka. Ini adalah saat yang tepat untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.

8. Bersilaturahmi dengan Keluarga

Hari raya ini juga merupakan momen penting untuk berkumpul bersama keluarga. Setelah melaksanakan sembahyang di pura, umat Hindu biasanya berkumpul dengan anggota keluarga untuk menikmati hidangan khas Bali, seperti lawar dan babi guling. Kegiatan ini mempererat hubungan kekeluargaan dan merupakan kesempatan untuk saling mendoakan kesejahteraan.

9. Mengunjungi Pura-Pura Besar

Jika Anda seorang wisatawan, mengunjungi pura-pura besar di Bali seperti Pura Besakih, Pura Uluwatu, atau Pura Tanah Lot selama perayaan Galungan dan Kuningan dapat menjadi pengalaman yang sangat mendalam. Di sini, Anda bisa melihat bagaimana umat Hindu Bali menjalankan ritual keagamaan dalam skala besar, dengan prosesi yang penuh warna dan upacara yang khusyuk.

10. Menjaga Etika dan Menghormati Tradisi

Sebagai pengunjung atau wisatawan, penting untuk selalu menghormati tradisi dan etika lokal selama perayaan ini. Pastikan untuk mengenakan pakaian yang sopan saat mengunjungi pura atau mengikuti prosesi, dan ikuti aturan setempat terkait upacara keagamaan. Menghormati tradisi dan adat istiadat Bali adalah bentuk penghargaan terhadap kekayaan budaya dan spiritual pulau ini.

Dengan memahami dan mengikuti hal-hal yang harus dilakukan selama Galungan dan Kuningan, baik masyarakat lokal maupun wisatawan dapat merasakan keindahan spiritual dan kekayaan budaya Bali yang unik. Perayaan ini bukan hanya sebuah ritual keagamaan, tetapi juga cara untuk menghormati warisan leluhur dan menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari​.

Referensi:

What's New Indonesia


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar